Senin, 03 November 2014

Aku si Aurum yang selalu menawan



Aku si Aurum yang selalu menawan
created by : ika hasanah

Namaku Aurum, tapi teman-temanku biasa memanggilku si cantik Au. Bahkan saking cantiknya aku, para manusia memanggilku logam mulia. Sebenarnya aku dikenal dengan berbagai macam panggilan, di luar negeri aku terkenal dengan sebutan si gold yang menawan, dan di Indonesia aku dikenal dengan sebutan emas yang selalu berkilau walaupun aku jarang mandi. Aku adalah sebuah logam transisi yang tinggal di sebuah rumah dengan nomor  79 gang 6 blok 1B di kota sistem periodik unsur. Rumahku berdempetan dengan platina dan raksa. Berat badanku, atau lebih dikenal dengan istilah massa atom relatif adalah 196,9665. Sama seperti temanku lainnya, aku pun memiliki konfigurasi elektron, yaitu [Xe] 4f14 5d10 6s1. Aku tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Kalian dapat menemukanku di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode ISOku adalah XAU.
Seperti yang kalian lihat, aku berfasa solid dan berwarna kuning mengkilap. Aku mempunyai struktur kristal lattice face centered cubic yang  bermassa jenis 19.30 g.cm−3. Aku mempunyai titik lebur 1337.33 K 1947.52 °F 1064.18 °C, dan titik didih 5173 °F 2856 °C, 3129 K. kalor peleburanku 12.55 kJ·mol−1, kalor penguapanku 324 kJ·mol−1 , dan aku mempunyai kapasitas kalor 25.418 J·mol−1·K−1 .
Bilangan oksidasiku adalah +5, +4, +3, +2, +1, −1, −2 dan elektronegativitas 2.54 (skala Pauling). Aku mempunyai beberapa tingkatan energy ionisasi, energi ionisasi 1 890.1 kJ·mol−1 energi ionisasi 2 1980 kJ·mol−1. Karena aku adalah sebuah atom, maka aku pun mempunyai jari-jari atom sebesar 144 pm, jari-jari kovalen 136±6 pm, dan jari-jari van der waals 166 pm.
 Diriku di alam umumnya berupa butiran-butiran halus bersama tembaga, perak dan kadang bersama logam-logam golongan platina. Selain itu aku sering diperoleh dalam bentuk senyawaan sebagai mineral telurida, AuTe2 dan silvanit, AuAgTe4. Aku bisa didapat dalam keadaan murni tersebar di beberapa daerah yaitu Salido (Sumatra Barat), Rejang Lebong (Sumatra Selatan), Bengkulu, Cikotok (Jawa Barat), Paleleh (Sulawesi Utara), Bolaang Mongondow (Sulawesi Tengah), Kota Waringin (Kalimantan Barat).
Aku selalu dinilai sebagai barang berharga dan kerap kali dijadikan perhiasan untuk mempercantik orang-orang yang ada di muka bumi ini. Berdasarkan peraturan pemerintahan bahan galian dari diriku termasuk golongan logam vital bersama perak dan platina. Diriku dalam keadaan murni merupakan suatu logam yang sangat lunak. Untuk mengatasi ini maka aku dicampur dengan logam-logam lain. Umumnya logam yang ditambahkan adalah tembaga dan perak. Aku yang berwarna merah mengandung tembaga sedangkan aku yang berwarna putih mengandung paladium dan nikel. Paduan antara suatu logam dengan unsur logam atau nonlogam disebut alloi. Kemurnianku dinyatakan dengan karat. Bilangan karat menunjukan bagian emas yang terdapat di dalam paduan logam. Emas 24 karat adalah 100% emas murni tanpa bahan tambahan. Sedangkan emas 18 karat artinya didalam emas tersebut terdapat 18/24 emas murni atau dalam emas tersebut terdapat 75% emas murni. Sisa dari 75% adalah jumlah bahan yang ditambahkan. Sungguh ribet kan menjadi si au yang selalu menawan.

Kasus yang ada dalam kehidupan
Di Indonesia tambang emas sangat banyak yakni Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Tetapi sebagian besar tambang yang ada di Indonesia diolah perusahaan luar asing, hal ini tentu tidak terlepas dari pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai cara-cara pengolahan bahan-bahan galian yang ada, khususnya emas.
Saat ini perusahaan tambang emas milik Pemerintah yang aktif adalah UPEC (Unit Pertambangan Emas Cikotok) dan PT.Freeport Indonesia (PTFI) di Irian Jaya tepatnya gunung Ersberg. Cikotok merupakan suatu kecamatan di kabupaten Banten, Jawa Barat. Beberapa tambang emas yang ada di Indonesia dapat dilihat pada Tabel
Nama Perusahaan
Tempat
PT Aneka Tambang Tbk
Jawa barat, Kab.Bogor-gunung Bonggor
PT.Freeport Indonesia (PTFI)
Irian Jaya-gunung Ersberg
UPEC (Unit Pertambangan Emas Cikotok)
Jawa Barat, Kab. Banten, Kec.cikotok

Dengan adanya tambang khususnya tambang emas dapat menimbulkan sering menimbulkan beberapa masalah. Salah satu dampak yang sangat serius yakni terkait masalah lingkungan.
Tambang emas baik yang dikelola oleh pemerintah dan perusahaan asing mapun yang yang ditambang secara liar oleh masyarakat selalu menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya. Bahan yang digunakan selain menggangu dan merusak ekosistem dapat pula menggangu kesehatan manusia sendiri. Salah satu bahan yang digunakan adalah raksa. Raksa yang digunakan pada saat pengolan bijih emas dapat terlepas ke lingkungan sekitar. Untuk perusahaan pengolahan bijih emas hal ini tidak begitu dikawatirkan jika ada pengawasan dari pihak Pemerintah, yang perlu dikawatirkan tambang-tambang emas yang dilakukan secara liar oleh masyarakat.
Tambang emas yang dilakukan secara liar oleh masyarakat menggunakan raksa untuk mengendapkan emas yang terkandung dalam air atau lumpur. Raksa yang digunakan dapat langsung masuk ke dalam air sehingga ikut terbawa arus. Raksa yang terbawa arus sukar terurai sehingga dapat membentuk senyawaan baru. Senyawa yang terbentuk dari raksa baik berupa senyawa organik maupun anorganik yang dapat diserap oleh mikroorganisme-mikroorganisme yang ada di dalam air. Senyawaan raksa yang diserap oleh mikroorganisme ini tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme sehingga dalam tubuhnya tetap sebagai senyawaan raksa. Akibatnya senyawaan ini dapat masuk ke dalam rantai makanan, jika mikroorganisme ini dimakan oleh ikan maka senyawaan ini akan masuk pula ke dalam tubuhnya. Masuknya senyawaan ini akhirnya akan masuk kemudian mengendap di dalam tubuh, jika manusia mengkonsumsi ikan yang telah dikontaminasi oleh senyawaan raksa ini.
Untuk perusahaan-perusahaan bijih emas baik yang dikelola oleh perusahaan dalam negeri maupun luar negeri limbah yang dihasilkan terkadang sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Hal ini disebabkan, limbah yang hasilkan baik dari pengolahan bijih maupun dari pemurnian bijih emas langsung dibuang ke saluran pembuangan tanpa diolah terlebih dahulu. Limbah ini sangat berbahaya, karena selain raksa masih mengandung logam-logam lain yang bersifat toksit. Misalnya tembaga, arsen dan kobalt dan limbah-limbah ini memiliki pH yang sangat asam sehingga dapat pula mengganggu kehidupan biota air.
Selain adanya dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan keberadaan tambang emas dapat pula mengganggu kegiatan anak-anak jika tidak dikontrol dengan cermat. Dengan adanya tambang emas yang dilakukan secara liar anak-anak lebih memilih untuk menambang emas darpada harus melangkah ke sekolah.


Minggu, 07 September 2014

GENETIKA



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Genetika merupakan salah satu bidang ilmu yang sejak dahulu kala sudah menarik perhatian semua manusia. Tanpa menyadari dan tanpa mengenal hukum-hukumnya, manusia ratusan tahun yang lalu sebenarnya sudah lama mempraktekkan ilmu ini terhadap hewan dan tumbuhan di lingkunganya demi kepentingannya. Jauh sebelum mendel merumuskan hukum-hukum mendelnya, para orang tua pun sudah tidak merestui perkawinan antar sanak saudara yang dekat hubungan keluarganya. Begitupun sebelum memungut atau bahasa baiknya sebelum memilih menantunya, orang tua menyelidiki dulu apakah si calon memilki nenek moyang yang cacat mental dan fisik atau tidak. Hal itu di lakukan berdasarkan atas pengalaman dan pengamatan dari generasi ke generasi sesudahnya secara turun temurun.
Gen-gen yang mempengaruhi sifat-sifat yang terpengaruh seks bisa berada pada autosom manapun atau pada bagian homolog kromosom seks. Ekpresi dominansi atau peresesifan oleh alel-alel pada lapis-lapis yang terpengaruh seks berbanding terbalik pada jantan dan betina. Hal itu sebagian besar di akibatkan oleh perbedaan lingkungan internal yang diciptakan oleh hormon  - hormon seks. 

1.2.Rumusan Masalah

1.      Apa saja sifat-sifat yang dipengaruhi oleh seks disebabkan oleh gen yang dominansinya tergantung dari jenis kelamin individu?
2.      Sifat-sifat apa saja yang terbatas pada salah satu seks disebabkan oleh gen yang ekspresinya terbatas pada salah satu jenis kelamin saja?
3.      Bagaimana contoh sifat-sifat yang dipengaruhi oleh seks yaitu kepala botak dan panjang jari telunjuk?
4.      Bagaimana contoh sifat-sifat terbatas pada salah satu seks yaitu jenis bulu pada ayam?

1.3.Tujuan

1.      Dapat mengetahui sifat-sifat yang dipengaruhi oleh seks disebabkan oleh gen yang dominansinya tergantung dari jenis kelamin individu.
2.      Dapat mengetahui sifat-sifat yang terbatas pada salah satu seks disebabkan oleh gen yang ekspresinya terbatas pada salah satu jenis kelamin saja.
3.      Dapat mengetahui contoh sifat-sifat yang dipengaruhi oleh seks yaitu kepala botak dan panjang jari telunjuk.
4.      Dapat mengetahui contoh sifat-sifat terbatas pada salah satu seks yaitu jenis bulu pada ayam.



























BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sifat-sifat yang dipengaruhi oleh seks

Gen-gen yang mempengaruhi sifat-sifat yang terpengaruh seks bisa berada pada autosom manapun atau pada bagian homolog kromosom seks. Ekpresi dominansi atau peresesifan oleh alel-alel pada lapis-lapis yang terpengaruh seks berbanding terbalik pada jantan dan betina. Hal itu sebagian besar di akibatkan oleh perbedaan lingkungan internal yang diciptakan oleh hormon  - hormon seks. Dengan demikian, contoh seks paling mudah di temukan pada hewan-hewan tingkat tinggi dengan sistem-sistem endokrin yang berkembang baik.
Biasanya gen dominan memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki / jantan maupun perempuan / betina. Baru dalam homozigotik resesif, pengaruh dominan itu tidak akan menampakkan diri dalam fenotip.

2.2.  Contoh sifat-sifat yang dipengaruhi oleh seks

 Gen-gen yang dominansinya bergantung dari jenis kelamin individu. Beberapa contoh:
1.      Kepala Botak
Kepala botak ini bukan akibat dari penyakit atau kekurangan gizi dalam makanan, akan tetapi benar-benar keturunan. Walaupun lazimnya kepala botak terdapat pada laki-laki, namun sesekali dapat dilihat adanya perempuan dengan kepala botak.
Biasanya kepala botak baru akan nampak setelah orang itu berusia sekitar 30 tahun. Di waktu kanak-kanak atau remaja, ia masih berambut normal. Mula-mula di kira kepala botak itu disebabkan oleh gen yang terdapat pada kromosom kelamin, seperti halnya dengan buta warna. Akan tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa seorang ayah yang mempunyai kepala botak dapat mempunyai anak laki-laki yang botak pula. Keyataan ini membuktikan bahwa dugaan tersebut diatas tidak dapat dibenarkan, karena andaikata gen untuk kepala botak itu terdapat pada kromosom X, maka tidak mungkin ayah dan anaknya laki-laki mempunyai sifat yang sama. Andaikan gen itu di duga terdapat pada kromosom Y, maka dugaan itu pun tidak dapat dibenarkan, mengingat bahwa ada anak perempuan yang mempunyai kepala botak.
Berhubung dengan itu, di ambiul kesimpulan bahwa kepala botak itu disebabkan oleh gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin.
Jika B merupakan gen yang menentukan kepala botak dan alelnya b menentukan kepala berambut normal, maka pengaruh jenis kelamin itu demikian rupa sehingga gen B itu dominan pada laki-laki tetapi resesif pada perempuan.  
Gen bagi kebotakan pada manusia menunjukkan dominansi pada laki-laki, tapi bekerja secara resesif pada perempuan.

Fenotip
Genotif
Laki-laki
Perempuan
BB
Botak
Botak
Bb
Botak
Tidak botak
bb
Tidak botak
Tidak botak
 
            Andaikata seorang laki-laki berkepala botak kawin dengan seorang perempuan tidak botak (kedua-duanya homozigotik), maka semua anaknya laki-laki akan botak, sedangkan semua anak perempuannya tidak botak.
·        bb     x          https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbmniEtGnydv7uMWnGTxzCcqrC_7cHJtif0By5Eomdo3y3idVo_BxOnBTyd00Zgmx3lgNDzX3C_1hokNlvFuj_pmaC-H8SsawjFZfua4Wf50Lmb4GdONib7CfBxB7yqQ4vlM0WRCDRRIQB/s1600/simbol-laki-laki.png  BB
tidak botak                  botak
          https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbmniEtGnydv7uMWnGTxzCcqrC_7cHJtif0By5Eomdo3y3idVo_BxOnBTyd00Zgmx3lgNDzX3C_1hokNlvFuj_pmaC-H8SsawjFZfua4Wf50Lmb4GdONib7CfBxB7yqQ4vlM0WRCDRRIQB/s1600/simbol-laki-laki.pngbotak
Bb    http://eskampiun.files.wordpress.com/2012/03/210px-lambang-betina.jpgtidak botak
2.      Panjang jari telunjuk
Apabila kita meletakkan tangan kanan atau kiri kita pada suatu alas dimana terdapat sebuah garis mendatar demikian rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis tersebut, maka dapat kita ketahui, apakah jari telunjuk kita lebih lebih panjang ataukah lebih pendek dari pada jari manis. Pada kebanyakan orang, ujung jari telunjuk tidak akan mencapai garis itu, berarti bahwa jari telunjuk lebih pendek dari jari manis.
Jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen yang dominan pada laki-laki, tetapi resesif pada perempuan.

Fenotip
Genotif
Laki-laki
Perempuan
TT
Telunjuk pendek
Telunjuk pendek
Tt
Telunjuk pendek
Telunjuk panjang
tt
Telunjuk panjang
Telunjuk panjang

Contoh:
Mempertimbangkan dua sifat terpengaruh seks secara bersamaan, yaitu kebotakan dan jari telunjuk, yang keduanya dominan apada laki-laki dan resesif pada perempuan. Seorang laki-laki botak heterozigot dengan jari telunjuk panjang menikah dengan seorang wanita botak dan heterozigot untuk sifat berjari panjang. Tentukan perkiraan fenotip pada anak mereka.
Jawab:
Genotif
Laki-laki
Perempuan
Genotif
Laki-aki
Perempuan
B1 B1
Botak
Botak
F1 F1
Berjari pendek
Berjari pendek
B1 B2
Botak
Tidak botak
F1 F2
Berjari pendek
Berjari panjang
B2 B2
Tidak botak
Tidak botak
F2 F2
Berjari panjang
Berjari panjang
 
P :    
·          B1 B2 , F2 F2                  x          http://eskampiun.files.wordpress.com/2012/03/210px-lambang-betina.jpgB1 B1 , F1 F2
botak berjari panjang                          botak berjari panjang

              ½  F1 F2 = ¼ B1 B1 , F1 F2 botak, berjari pendek ()/botak berjari panjang ()
½  B1 B1                 ½  F2 F2 = ¼ B1 B1 , F2 F2  botak berjari panjang (), botak, berjari panjang()
½  B1 B2           ½  F1 F2 = ¼ B1 B2 , F1 F2 = botak, berjari pendek ()/ tidak botak,  berjari panjang ()
                         ½  F2 F2=¼ B1 B2 , F2 F2 = botak, berjari panjang  ()/ tidak botak, berjari panjang ()

Rangkuman F1= Laki-laki : ½ botak, berjari telunuk pendek : ½ botak, berjari tek-lunjuk panjang.
                              Perempuan : ½ botak, berjari telunjuk panjang : ½ tidak botak, berjari telunjuk panjang.

2.2 Sifat-sifat terbatas pada salah satu seks
Sejumlah gen autosomal mungkin hanya bias terekspresi pada salah satu jenis kelamin, baik akibat perbedaan lingkungan hormonal internal maupun akibat ketidaksamaan anatomis. Sebagai contoh, kita tahu sebagai sapi jantan memiliki banyak gen untuk menghasilkan susu yang bias ditransmisikan nya pada anak-anak betinanya, tapi sapi jantan itu sendiri dan anak-anak jantannya tidak mampu mengekspresikan sifat tersebut. Produksi susu karenanya terbatas bagi ekspresi bervariasi pada jenis kelamin betina saja. Jika penetrasi sebuah gen pada salah satu jenis kelamin adalah 0, sifat tersebut dapat disebur terbatas seks.
Pada laki-laki dikenal tanda-tanda kelamin sekunder, seperti kumis, janggut, dan suara besar. Walaupun banyak juga laki-laki yang tidak berkumis , tak berjanggut, dan mempunyai suara kecil. Pada perempuan, tan da itu berupa tumbuhnya payudara. Tanda kelamin sekunder itu dipengaruhi oleh hormon kelamin. Kegiatan hormon ini dipengaruhi oleh gen-gen yang ekspresinya terbatas pada salah satu jenis kelamin saja, walaupun gen-gen itu terdapat pada dua jenis kelamin.
Misalnya gen yang mengatur ukuran dan bentuk penis terdapat pada kedua jenis kelamin, tetapi ekspresinya hanya pada laki-laki saja. Demikian pula dengan gen yang mengatur pertumbuhan payudara hanya menunjukkan pengaruhnya pada perempuan saja. 
2.1.2        Contoh sifat-sifat terbatas pada salah satu seks

Ayam memiliki sebuah gen resesif pada produksi bulu ayam jantan pada penetran hanya pada kondisi jantan.

Fenotipe
Genotip
Jantan
Betina
HH
Berbulu ayam betina
Berbulu ayam betina
Hh
Berbulu ayam betina
Berbulu ayam betina
hh
Berbulu ayam jantan
Berbulu ayam betina


Contoh:
Bulu ayam jantan pada ayam adalah sebuah sifat yang ekspresinya terbatas hanya pada jantan dan ditentukan oleh genotip resesif autosomal hh. Alel dominan H menghasilkan jantan yang berbulu betina. Semua betina adalah berbulu betina, tak peduli apa pun genotip nya.Seekor ayam jantan berbulu jantan dikawinkan dengan 3 betina, yang masing-masing menghasilkan selusin anak ayam. Diantara ke 36 progenni, terdapat 15 jantan berbulu betina, 18 betina berbulu betina dan 3 jantan berbulu jantan. Pada fenotip genotip yang palinhg mungkin dari ke 3 betina pariental?
Jawab:
Agar dihasilkan jantan yang berbulu betina (H-) maupun yang berbulu jantan (hh), setidaknya salah satu dari ketiga betina parental itu harus heterozigot (Hh) atau resesif (hh). Kemungkinan-kemungkinan genotip tersebut haruslah di pelajari :
(a), 2 HH, 1 Hh                      
(b) 1 HH, 2 Hh                       
(c). 1 HH, 1 Hh, 1 hh             
d), 3 Hh
(e) 2 Hh, 1 hh             
(f) 1 Hh, 2 hh             
(g) 2 HH, 1 hh                        
(h) 2hh, 1 HH
Jelaslah semakin banyak genotip ayam betina hh atau Hh, semakin besar proporsi ayam jantan berbulu jantan yang diharapkan pada progeni. Rasio 15 jantan bernbulu betina : 3 jantan berbulu jantan jauh lebih besar daripada rasio 1:1 yang di harapkan jika ketiga betina parental adalah heterozigot.
P:                                 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbmniEtGnydv7uMWnGTxzCcqrC_7cHJtif0By5Eomdo3y3idVo_BxOnBTyd00Zgmx3lgNDzX3C_1hokNlvFuj_pmaC-H8SsawjFZfua4Wf50Lmb4GdONib7CfBxB7yqQ4vlM0WRCDRRIQB/s1600/simbol-laki-laki.pnghh                            x                      http://eskampiun.files.wordpress.com/2012/03/210px-lambang-betina.jpgHh
                          berbulu jantan                                    berbulu betina
F1:                    ½ Hh https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbmniEtGnydv7uMWnGTxzCcqrC_7cHJtif0By5Eomdo3y3idVo_BxOnBTyd00Zgmx3lgNDzX3C_1hokNlvFuj_pmaC-H8SsawjFZfua4Wf50Lmb4GdONib7CfBxB7yqQ4vlM0WRCDRRIQB/s1600/simbol-laki-laki.png berbulu betina                      ½ hh https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbmniEtGnydv7uMWnGTxzCcqrC_7cHJtif0By5Eomdo3y3idVo_BxOnBTyd00Zgmx3lgNDzX3C_1hokNlvFuj_pmaC-H8SsawjFZfua4Wf50Lmb4GdONib7CfBxB7yqQ4vlM0WRCDRRIQB/s1600/simbol-laki-laki.png berbulu jantan
Kemungkinan (d) karenanya di hapuskan, kemungkinan © dan (f), yang mengandung satu atau lebih genotif hh selain satu atau lebih genotif Hh, juga dihapuskan karena perkawinan-perkawinan itu akan menghasilkan generasi yang jantan berbulu jantan daripada kemungkinan (d). pada kemungkinan (g), ayam-ayam betina 1 HH : 1hh diharapkan menghasilkan rasio ekuivalen dari dua jantan berbulu betina (Hh) : 1 jantan berbulu jantan (hh). Rasio 2 : 1 itu akan di ekpresikan pada 18 keturunan jantan sebagai 12 jantan berbulu bretina : 6 jantan berbulu jantan. Jumlah itu cukup dekat dibandingkan dengan hasil pengamatan 15 : 3, tetapi kemungkinan (h) tidak begitu sesuai karena akan lebih banyak lagi jantan berbulu jantan yang dihasilkan.
Kemungkinan  (c) :
                                                                                    1/3 HH
P:                                hh                    x                      1/3 Hh             betina berbulu betina
                          Jantan berbulu jantan                         1/3 hh 
F:                     1/3 (hh x HH)                         =          1/3 Hh jantan berbulu betina
                                                                     (1/3)(1/2) = 1/6 Hh jantan berbulu betina
                         1/3 (hh xHh)               =          (1/3 ) (1/2) = 1/6 hh jantan berbulu jantan
                         1/3 (hh x hh )              =          1/3 hhjantan berbulu jantan
Rangkuman : jantan bebulu betina = 1/3 + 2/6 =1/2, jantan berbulu jantan = 2/6 atau 1/3. Perkiraan-perkiraan ini sama tidak dekatnya dengan hasil pengamatan daripada kemungkinan (g).
Kemungkinan  (b) :
P:                  hh                    x                      1/3 HH
           Jantan berbulu jantan                           2/3 Hh             betina berbulu betina
F1:  1/3 (hh x HH)                   =          1/3 Hh jantan berbulu betina
                                            (2/3)( ½)= 2/6 Hh jantan berbulu betina
     2/3 (hh x Hh)                      =         
                                                (2/3)(1/2) = 2/6 hh jantan berbulu jantan
Rangkuman: Jantan berbulu betina 1/3 + 2/6 = 2/3, jantan berbulujantan = 2/6 atau 1/3. Perkiraan-perkiraan ini sama tidak dekatnya dengan hasil pengamatan dari pada kemungkinan (g).

Kemungkinan (a) :
P:                  hh                    x                      2/3 HH
           Jantan berbulu jantan                           1/3 Hh             betina berbulu betina
F1:  1/3 (hh x HH)                   =          1/3 Hh jantan berbulu betina
                                            (1/3)( ½)= 1/6 Hh jantan berbulu jantan
     2/3 (hh x Hh)                      =         
                                                (2/3)(1/2) = 2/6 hh jantan berbulu jantan
Rangkuman : jika hasil pengamatan berupa tiga jantan berbulu jantan di anggap sebanding dengan 1/6. Maka 5 x 3 =15 jantan berbulu betina akan mengekpresikan nilai 5/6. Perkiraan-perkiraan tersebut amat sesuai dengan hasil pengamatan, dan karenanya ketiga ayam betina itu paling mungkin terdiri atas 2 HH dab 1 Hh.




               












BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
·      Sifat-sifat yang dipengaruhi oleh seks disebabkan oleh gen yang dominansinya tergantung dari jenis kelamin individu.
·      Sifat-sifat yang terbatas pada salah satu seks disebabkan oleh gen yang ekspresinya terbatas pada salah satu jenis kelamin saja.
·      Contoh sifat-sifat yang dipengaruhi oleh seks yaitu kepala botak dan panjang jari telunjuk.
·      Contoh sifat-sifat terbatas pada salah satu seks yaitu jenis bulu pada ayam.





















DAFTAR PUSTAKA

Cambell.2006. Biologi. Jakarta : Erlangga
 C. Pai, Anna. 1992. Dasar-Dasar Genetika. Jakarta: Penerbit Erlangga
Suryo. 1984. Genetika. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press
www. Google. com