Senin, 03 November 2014

Aku si Aurum yang selalu menawan



Aku si Aurum yang selalu menawan
created by : ika hasanah

Namaku Aurum, tapi teman-temanku biasa memanggilku si cantik Au. Bahkan saking cantiknya aku, para manusia memanggilku logam mulia. Sebenarnya aku dikenal dengan berbagai macam panggilan, di luar negeri aku terkenal dengan sebutan si gold yang menawan, dan di Indonesia aku dikenal dengan sebutan emas yang selalu berkilau walaupun aku jarang mandi. Aku adalah sebuah logam transisi yang tinggal di sebuah rumah dengan nomor  79 gang 6 blok 1B di kota sistem periodik unsur. Rumahku berdempetan dengan platina dan raksa. Berat badanku, atau lebih dikenal dengan istilah massa atom relatif adalah 196,9665. Sama seperti temanku lainnya, aku pun memiliki konfigurasi elektron, yaitu [Xe] 4f14 5d10 6s1. Aku tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Kalian dapat menemukanku di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode ISOku adalah XAU.
Seperti yang kalian lihat, aku berfasa solid dan berwarna kuning mengkilap. Aku mempunyai struktur kristal lattice face centered cubic yang  bermassa jenis 19.30 g.cm−3. Aku mempunyai titik lebur 1337.33 K 1947.52 °F 1064.18 °C, dan titik didih 5173 °F 2856 °C, 3129 K. kalor peleburanku 12.55 kJ·mol−1, kalor penguapanku 324 kJ·mol−1 , dan aku mempunyai kapasitas kalor 25.418 J·mol−1·K−1 .
Bilangan oksidasiku adalah +5, +4, +3, +2, +1, −1, −2 dan elektronegativitas 2.54 (skala Pauling). Aku mempunyai beberapa tingkatan energy ionisasi, energi ionisasi 1 890.1 kJ·mol−1 energi ionisasi 2 1980 kJ·mol−1. Karena aku adalah sebuah atom, maka aku pun mempunyai jari-jari atom sebesar 144 pm, jari-jari kovalen 136±6 pm, dan jari-jari van der waals 166 pm.
 Diriku di alam umumnya berupa butiran-butiran halus bersama tembaga, perak dan kadang bersama logam-logam golongan platina. Selain itu aku sering diperoleh dalam bentuk senyawaan sebagai mineral telurida, AuTe2 dan silvanit, AuAgTe4. Aku bisa didapat dalam keadaan murni tersebar di beberapa daerah yaitu Salido (Sumatra Barat), Rejang Lebong (Sumatra Selatan), Bengkulu, Cikotok (Jawa Barat), Paleleh (Sulawesi Utara), Bolaang Mongondow (Sulawesi Tengah), Kota Waringin (Kalimantan Barat).
Aku selalu dinilai sebagai barang berharga dan kerap kali dijadikan perhiasan untuk mempercantik orang-orang yang ada di muka bumi ini. Berdasarkan peraturan pemerintahan bahan galian dari diriku termasuk golongan logam vital bersama perak dan platina. Diriku dalam keadaan murni merupakan suatu logam yang sangat lunak. Untuk mengatasi ini maka aku dicampur dengan logam-logam lain. Umumnya logam yang ditambahkan adalah tembaga dan perak. Aku yang berwarna merah mengandung tembaga sedangkan aku yang berwarna putih mengandung paladium dan nikel. Paduan antara suatu logam dengan unsur logam atau nonlogam disebut alloi. Kemurnianku dinyatakan dengan karat. Bilangan karat menunjukan bagian emas yang terdapat di dalam paduan logam. Emas 24 karat adalah 100% emas murni tanpa bahan tambahan. Sedangkan emas 18 karat artinya didalam emas tersebut terdapat 18/24 emas murni atau dalam emas tersebut terdapat 75% emas murni. Sisa dari 75% adalah jumlah bahan yang ditambahkan. Sungguh ribet kan menjadi si au yang selalu menawan.

Kasus yang ada dalam kehidupan
Di Indonesia tambang emas sangat banyak yakni Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Tetapi sebagian besar tambang yang ada di Indonesia diolah perusahaan luar asing, hal ini tentu tidak terlepas dari pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai cara-cara pengolahan bahan-bahan galian yang ada, khususnya emas.
Saat ini perusahaan tambang emas milik Pemerintah yang aktif adalah UPEC (Unit Pertambangan Emas Cikotok) dan PT.Freeport Indonesia (PTFI) di Irian Jaya tepatnya gunung Ersberg. Cikotok merupakan suatu kecamatan di kabupaten Banten, Jawa Barat. Beberapa tambang emas yang ada di Indonesia dapat dilihat pada Tabel
Nama Perusahaan
Tempat
PT Aneka Tambang Tbk
Jawa barat, Kab.Bogor-gunung Bonggor
PT.Freeport Indonesia (PTFI)
Irian Jaya-gunung Ersberg
UPEC (Unit Pertambangan Emas Cikotok)
Jawa Barat, Kab. Banten, Kec.cikotok

Dengan adanya tambang khususnya tambang emas dapat menimbulkan sering menimbulkan beberapa masalah. Salah satu dampak yang sangat serius yakni terkait masalah lingkungan.
Tambang emas baik yang dikelola oleh pemerintah dan perusahaan asing mapun yang yang ditambang secara liar oleh masyarakat selalu menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya. Bahan yang digunakan selain menggangu dan merusak ekosistem dapat pula menggangu kesehatan manusia sendiri. Salah satu bahan yang digunakan adalah raksa. Raksa yang digunakan pada saat pengolan bijih emas dapat terlepas ke lingkungan sekitar. Untuk perusahaan pengolahan bijih emas hal ini tidak begitu dikawatirkan jika ada pengawasan dari pihak Pemerintah, yang perlu dikawatirkan tambang-tambang emas yang dilakukan secara liar oleh masyarakat.
Tambang emas yang dilakukan secara liar oleh masyarakat menggunakan raksa untuk mengendapkan emas yang terkandung dalam air atau lumpur. Raksa yang digunakan dapat langsung masuk ke dalam air sehingga ikut terbawa arus. Raksa yang terbawa arus sukar terurai sehingga dapat membentuk senyawaan baru. Senyawa yang terbentuk dari raksa baik berupa senyawa organik maupun anorganik yang dapat diserap oleh mikroorganisme-mikroorganisme yang ada di dalam air. Senyawaan raksa yang diserap oleh mikroorganisme ini tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme sehingga dalam tubuhnya tetap sebagai senyawaan raksa. Akibatnya senyawaan ini dapat masuk ke dalam rantai makanan, jika mikroorganisme ini dimakan oleh ikan maka senyawaan ini akan masuk pula ke dalam tubuhnya. Masuknya senyawaan ini akhirnya akan masuk kemudian mengendap di dalam tubuh, jika manusia mengkonsumsi ikan yang telah dikontaminasi oleh senyawaan raksa ini.
Untuk perusahaan-perusahaan bijih emas baik yang dikelola oleh perusahaan dalam negeri maupun luar negeri limbah yang dihasilkan terkadang sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Hal ini disebabkan, limbah yang hasilkan baik dari pengolahan bijih maupun dari pemurnian bijih emas langsung dibuang ke saluran pembuangan tanpa diolah terlebih dahulu. Limbah ini sangat berbahaya, karena selain raksa masih mengandung logam-logam lain yang bersifat toksit. Misalnya tembaga, arsen dan kobalt dan limbah-limbah ini memiliki pH yang sangat asam sehingga dapat pula mengganggu kehidupan biota air.
Selain adanya dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan keberadaan tambang emas dapat pula mengganggu kegiatan anak-anak jika tidak dikontrol dengan cermat. Dengan adanya tambang emas yang dilakukan secara liar anak-anak lebih memilih untuk menambang emas darpada harus melangkah ke sekolah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar