Nama : Ika Hasanah
NIM
: 1132080039
Jur/prodi : Pend. MIPA / Pend. Kimia
Dosen : Prof. Dr. Muhibbin Syah, M.Pd
Dra. Yuyun Yulianingsih, M.Pd
BIMBINGAN BELAJAR PESERTA DIDIK
A. Takrif
Bimbingan & Belajar
Bimbingan
merupakan suatu pertolongan yang menunutun. Bimbingan merupakan suatu tuntunan.
Hal ini mengandung pengertian bahawa bahwa dalam memberi bimbingan bila keadaan
menuntun kewajiban dari pembimbing untuk memberikan bimbingan secara aktif
yaitu memberikan arah kepada yang dibimbingnya. Disamping itu bimbingan juga
mengandung makna memberikan bantuan atau pertolongan dengan pengertian bahwa
dalam menentukan arah di utamakan kepada yang di bimbing nya.keadaan ini
seperti yang dikenal dalam pendidikan dengan “Tutwuri Handayani”. Jadi di dalam
memberikan bimbingan arah di serahkan kepada yang dibimbing. Hanya dalam
keadaan terdesak sajalah seorang pembimbing dapat mengambil peran secara aktif
memberikan arah dalam memberikan bimbingannya. Tidak selayaknya seorang
pembimbing membiarkan individu yang di bimbingnya dalam keadaan terlantar
apabila ia sungguh-sungguh tidak dapat menghadapi maslahnya. Bimbingan
merupakan terjemahan dari kata guidance. Kata guidance kata dasar nya guide
memiliki beberapa arti :
1.
Menunjukan jalan (showing the way)
2.
Meminpin (leader)
3.
Memberikan petunjuk (give instruction)
4.
Mengatur (regulating)
5.
Mengarahkan (governing)
6.
Memberi nasehat (giving advice) (inkel
1991)
Miller
1961 mengatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu
untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang di butuhkan untuk
melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah keluarga dan
masyakarat.
Belajar
adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental
dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah
semata-mata mengumpulkan atau menhapalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi/materi pelajaran. Disamping
itu ada pula sebagian orang yang memandang belajar sebagai pelatihan belaka seperti
yang tampak pada pelatihan membaca dan menulis. Pengertian
belajar menurut beberapa ahli :
1.
Menurut james O. Whittaker (Djamarah,
Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah Proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
2.
Winkel, belajar adalah aktivitas mental
atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan,
nilai dan sikap.
3.
Cronchbach (Djamarah, Syaiful Bahri ,
Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu aktifitas yang
ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
4.
Howard L. Kingskey (Djamarah, Syaiful
Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
5.
Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri,
Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam
interaksi dengan lingkungannya.
6.
(Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi
Belajar; Rineka Cipta; 1999)
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
7.
R. Gagne (Djamarah, Syaiful Bahri,
Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) hal 22. Belajar adalah suatu proses
untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah
laku.
8.
Herbart (swiss) Belajar adalah suatu
proses pengisian jiwa dengan pengetahuan dan pengalamn yang sebanyak-banyaknya
dengan melalui hafaln
9.
Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning
of learning mengemukakan bahwa: Learning is change in human disposition or
capacity, wich persists over a period time, and which is not simply ascribable
to process a groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan
manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena
proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh
faktor dari luar diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling berinteraksi.
10. Lester
D. Crow and Alice Crow Belajar adalah acuquisition of habits, knowledge
and attitudes. Belajar adalah upaya-upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan dan sikap.
11. Ngalim
Purwanto (1992) Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam
tingkah laku, yang terjadi sebagi hasil dari suatu latihan atau pengalaman.
B. Bimbingan
Kegiatan Belajar Peserta Didik
Beberapa
upaya yang dapat dilakukan adalah:
a. Pengajaran
perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau kelompok siswa yang menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka.
Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau kelompok siswa yang menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka.
b. Kegiatan
pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah, memperluas pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya.
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah, memperluas pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya.
c. Peningkatan
motivasi belajar
Di sekolah sebagaian siswa mungkin telah memiliki motif yang kuat untuk belajar, tetapi sebagian lagi mungkin belum. Di sisi lain, mungkin juga ada siswa yang semula motifnya amat kuat, tetapi menjadi pudar. Dalam hal ini guru, konselor, dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu siswa meningkatkan motivasinya dalam belajar.
Di sekolah sebagaian siswa mungkin telah memiliki motif yang kuat untuk belajar, tetapi sebagian lagi mungkin belum. Di sisi lain, mungkin juga ada siswa yang semula motifnya amat kuat, tetapi menjadi pudar. Dalam hal ini guru, konselor, dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu siswa meningkatkan motivasinya dalam belajar.
d. Pengembangan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Setiap siswa diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif. Tetapi tidak menutup kemungkinan ada siswa yang mengamalkan sikap dan kebiasaan yang tidak diharapkan dan tidak efektif. Sebagian siswa memerlukan bantuan untuk mampu melihat secara keritis sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan belajar yang mereka miliki. Dalam layanan bimbingan belajar peranan guru dan koselor adalah saling membantu, mengisi, dan menunjang.
Setiap siswa diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif. Tetapi tidak menutup kemungkinan ada siswa yang mengamalkan sikap dan kebiasaan yang tidak diharapkan dan tidak efektif. Sebagian siswa memerlukan bantuan untuk mampu melihat secara keritis sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan belajar yang mereka miliki. Dalam layanan bimbingan belajar peranan guru dan koselor adalah saling membantu, mengisi, dan menunjang.
Kegiatan belajar dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawa sejak
lahir. Komponen-komponen yang ada dalam kegiatan belajar di antaranya adalah
guru dan siswa. Seorang guru dituntut mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang profesional dalam membelajarkan siswa-siswanya.
C. Bimbingan
Pengalaman Belajar Peserta Didik
Belajar secara umum dapat diartikan sebagai perubahan,
contohnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak
mau menjadi mau, dan lain sebagainya. Namun demikian tidak semua perubahan
pasti merupakan peristiwa belajar. Sedangkan yang dimaksud perubahan dalam
belajar adalah perubahan yang relatif, konstan, dan berbekas. Sama halnya
dengan pengalaman belajar, dimana seperti kata pepetah yang sering kita dengar
dalam dunia pendidikan bahwa pengalaman adalah guru yang paling baik. Dalam hal
ini pengalaman-pengalaman yang sering kita lalui dapat memberikan dan
mengajarkan kita hal-hal yang berarti dalam hidup.
Pengalaman belajar siswa ditunjang dengan adanya
teknologi. Dengan adanya kemajuan sains dan teknologi di bidang pendidikan
seyogyanya dapat dimanfaatkan untuk mempermudah siswa mencapai pengalaman
belajar yang optimal. Anak-anak sekarang menginginkan hal-hal yang baru
yang menarik dan menantang. Demikian juga saat mengikuti pembelajaran di
sekolah mereka ingin pembaruan dalam pembelajaran. Dengan demikian seorang guru
harus belajar mengadakan pembaruan pembelajaran dengan memasukkan
pengalaman-pengalaman belajar yang menarik. Pembelajaran yang menarik adalah
pembelajaran yang benar-benar membelajarkan siswa, semakin siswa terlibat aktif
dalam pembelajaran akan semakin berkualitas hasil belajar siswa. Jadi siswa
tidak sekedar datang, duduk, catat, dan pulang tanpa ada
pengalaman belajar.
Pengertian
pengalaman belajar menurut Tyler (1973:63) adalah sebagai berikut.
Learning experience is not the same as the content with which a course deals nor the activities performed by the teacher. The term learning experience refers to the interaction between the learner and the external conditions in the environment to which he can react. Learning takes place through the active behaviour of the student; it is what he does that he learns, not what teacher does. (Pengalaman belajar tidak sama dengan konten materi pembelajaran atau kegiatan yang dilakukan oleh guru. Istilah pengalaman belajar mengacu kepada interaksi antara pebelajar dengan kondisi eksternal di lingkungan yang ia reaksi. Belajar melalui perilaku aktif siswa; yaitu apa yang ia lakukan saat ia belajar, bukan apa yang dilakukan oleh guru).
Caswel dan Campbell (dalam Sukmadinata, 2007: 4) mengatakan bahwa “kurikulum... to be composed of all the experiences children have under the guidance of teachers (kurikulum tersusun atas semua pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa dibawah bimbingan guru)”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa:
Learning experience is not the same as the content with which a course deals nor the activities performed by the teacher. The term learning experience refers to the interaction between the learner and the external conditions in the environment to which he can react. Learning takes place through the active behaviour of the student; it is what he does that he learns, not what teacher does. (Pengalaman belajar tidak sama dengan konten materi pembelajaran atau kegiatan yang dilakukan oleh guru. Istilah pengalaman belajar mengacu kepada interaksi antara pebelajar dengan kondisi eksternal di lingkungan yang ia reaksi. Belajar melalui perilaku aktif siswa; yaitu apa yang ia lakukan saat ia belajar, bukan apa yang dilakukan oleh guru).
Caswel dan Campbell (dalam Sukmadinata, 2007: 4) mengatakan bahwa “kurikulum... to be composed of all the experiences children have under the guidance of teachers (kurikulum tersusun atas semua pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa dibawah bimbingan guru)”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa:
a.
Pengalaman belajar pengalaman mengacu
kepada interaksi pebelajar dengan kondisi eksternalnya, bukan konten pelajaran,
b.
Pengalaman belajar mengacu kepada
belajar melaui perilaku aktif siswa,
c.
Belajar
akan dimiliki oleh siswa setelah dia mengikuti kegiatan belajar-mengajar
tertentu,
d.
Pengalaman belajar itu merupakan hasil
yang diperoleh siswa,
e.
Adanya
berbagai upaya yang dilakukan oleh guru dalam usahanya untuk membimbing siswa
agar memiliki pengalaman belajar tertentu.
Dalam
kaitan ini tentu guru pun ingin mengetahui seberapa jauh siswa telah menguasai
pengalaman belajar yang ditentukan dan seberapa besar efektivitas bimbingan
yang telah diberikan kepada siswa. Dalam konteks inilah evaluasi pengalaman
belajar menjadi sangat penting karena evaluasi pengalaman belajar merupakan
proses pengumpulan dan penginterpretasian informasi atau data yang dilakukan
secara kontinyu dan sistematis untuk menentukan tingkat pencapaian hasil
belajar siswa.
Hamalik, O (2004:49) Mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Pengalaman (belajar) adalah sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan, bersifat pendidikan, yang merupakan satu kesatuan disekitar tujuan murid, pengalaman pendidikan bersifat kontinu dan interaktif membantu integrasi pribadi murid.
Hamalik, O (2004:49) Mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Pengalaman (belajar) adalah sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan, bersifat pendidikan, yang merupakan satu kesatuan disekitar tujuan murid, pengalaman pendidikan bersifat kontinu dan interaktif membantu integrasi pribadi murid.
Adapun Untuk merumuskan pengalaman belajar peserta didik guru hendaknya memperhatikan beberapa faktor antara
lain :
1.
Karakteristik konsep yang diajarkan
Karakteristik konsep yang dimaksud adalah tuntutan dan
tuntunan yang sudah melekat untuk tiap konsep. Sebagai contoh, konsep evolusi
yang berarti perubahan secara perlahan-lahan dalam waktu yang sangat lama,
memberikan petunjuk bahwa pengalaman belajar yang paling tepat dengan
mengobservasi dan menganalisis bukti-bukti evolusi.
2.
Kesiapan Siswa
Faktor kedua yang harus diperhatikan dalam memilih
pengalaman belajar adalah kesiapan siswa. Guru hendaknya mempertimbangankan
kesiapan siswa. Untuk itu guru hendaknya juga memperhatikan tingkat
perkembangan, terutama perkembangan kognitif. Apabila tingkat berfikir siswa
diperkirakan masih pada tingkat konkret, tentunya konsep tersebut akan sulit
dipahami siswa apabila hanya lewat penjelasan. Siswa yang demikian tentunya
akan lebih baik apabila pengalaman belajarnya adalah pengalaman belajar
langsung dengan objek nyata.
3.
Fasilitas yang tersedia
Faktor ketiga yang juga penting
dipertimbangkan guru adalah ketersediaan alat. Guru tentunya tidak bisa
merancang alat suatu kegiatan yang akan menggunakan alat atau bahan yang tidak
dapat diperolehnya. Untuk itu dalam merancang pengalaman belajar guru harus
mempertimbangkan betul ketersediaan alat dan bahan yang dibutuhkannya. Misalnya
guru yang mengajar disekolah yang terletak disuatu pegunungan jauh dari laut
dan tidak mempunyai awetan ganggang laut, tentunya tidak tepat apabila guru
tersebut merancang pengalaman belajar siswa dengan observasi langsung terhadap
ganggang air laut.
Referensi :
Bimbingan dan Konseling (Bimo Walgito:2010)
http://subliyanto.blogspot.com/2011/05/layanan-bimbingan-belajar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar