Minggu, 07 September 2014

faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan



Nama              : Ikan Hasanah
NIM                 : 1132080039
Jur/prodi         : Pend. MIPA / Pend. Kimia
Dosen             : Prof. Dr. Muhibbin Syah, M.Pd
  Dra. Yuyun Yulianingsih, M.Pd


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN

1.      Aliran Nativisme
      “Perkembangan manusia ditentukan oleh pembawaannya sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa.”
Kaum nativisme ini berpendapat bahwa nasib anak itu sebagian besar berpusat pada pembawaannya sementara pengaruh lingkungan hidupnya hanya sedikit saja, baik-buruknya perkembangan anak sepenuhnya tergantung pada pembawaannya
Faktor-faktor perkembangan manusia dalam teori nativisme
a. Faktor Genetic
Adalah faktor gen dari kedua orangtua yang mendorong adanya suatu bakat yang muncul dari diri manusia. . Contohnya adalah Jika kedua orangtua anak itu adalah seorang pelukis maka anaknya memiliki bakat pembawaan sebagai seorang pelukis yang prosentasenya besar.
b. Faktor Kemampuan Anak
Adalah faktor yang menjadikan seorang anak mengetahui potensi yang terdapat dalam dirinya. Faktor ini lebih nyata karena anak dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. . Contohnya adalah adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang mendorong setiap anak untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sesuai dengan bakat dan minatnya. Contoh,lain sepasang suami istri yang memiliki keistimewaan di bidang sains, tentu anaknya menjadi saintis pula. Namun, apabila lingkungan, khususnya lingkungan pendidikannya tidak menunjang, misalnya karena ia memasuki sekolah militer, sudah tentu  ia tak akan pernah menjadi ilmuan tetapi tentara.
c. Faktor pertumbuhan Anak
Adalah faktor yang mendorong anak mengetahui bakat dan minatnya di setiap pertumbuhan dan perkembangan secara alami sehingga jika pertumbuhan anak itu normal maka dia akan bersikap enerjik, aktif, dan responsif terhadap kemampuan yang dimiliki. Sebaliknya, jika pertumbuhan anak tidak normal maka anak tersebut tidak bisa mngenali bakat dan kemampuan yang dimiliki.

Tujuan-Tujuan Teori Nativisme
1. Mampu memunculkan bakat yang dimiliki
.           Dengan teori ini diharapkan manusia bisa mengoptimalkann bakat yang dimiliki dikarenakan telah mengetahui bakat yang bisa dikembangkannya, yang bisa berdampak besar terhadap kemajuan dirinya
2. Mendorong manusia mewujudkan diri yang berkompetensi
.           Jadi dengan teori ini diharapkan setiap manusia harus lebih kreatif dan inovatif dalam upaya pengembangan bakat dan minat agar menjadi manusia yang berkompeten sehingga bisa bersaing dengan orang lain dalam menghadapi tantangan zaman sekarang yang semakin lama semakin dibutuhkan manusia yang mempunyai kompeten lebih unggul daripada yang lain.
3. Mendorong manusia dalam menentukan pilihan
            Adanya teori ini manusia bisa bersikap lebih bijaksana terhadap menentukan pilihannya, bisa berkomitmen dan berpegang teguh terhadap pilihannya tersebut dan meyakini bahwa sesuatu yang dipilihnya adalah yang terbaik untuk dirinya.


4. Mendorong manusia untuk mengembangkan potensi dari dalam diri seseorang
            Teori ini dikemukakan untuk menjadikan manusia berperan aktif dalam pengembangan potensi diri yang dimiliki agar manusia itu memiliki ciri khas atau ciri khusus sebagai jati diri manusia
5. Mendorong manusia mengenali bakat minat yang dimiliki
            Dengan adanya teori ini, maka manusia akan mudah mengenali bakat yang dimiliki, dengan artian semakin dini manusia mengenali bakat yang dimiliki maka dengan hal itu manusia dapat lebih memaksimalkan bakatnya sehingga bisa lebih optimal

      Jadi menurut kaum nativisme sifat pembawaan itu mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan individu. Pendidikan dan pengaruh lingkungan hidup hampir tidak ada terhadap perkembangan anak, akibatnya para ahli pengikut aliran nativisme mempunyai pandangan yang pesimistis terhadap pengaruh pendidikan, dalam pendidikan disebut “pesimisme pedagogis”. Pada umumnya teori nativisme dijaman sekarang telah ditinggalkan orang.
2.       Aliran Empirisisme
      “perkembangan anak tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawaan yang dibawanya dari semenjak lahir tidak dipentingkan”
Dimana dipelopori oleh John Locke dengan teori tabula rasa yang diungkapkannya bahwa anak lahir seperti kertas kosong, akan dijadikan apa kertas itu terserah kepada yang menulisnya.
Aliran ini menimbulkan adanya optimisme dalam bidang pendidikan dan menimbulkan keyakinan yang kuat bahwa segala sesuatu yang terdapat pada jiwa manusia dapat diubah oleh pendidikan, watak, sikap, dan tingkah laku manusia dianggapnya bisa dipengaruhi seluas-luasnya oleh pendidikan yang dipandang mempunyai pengaruh yang tidak terbatas. Bahaya yang ditimbulkan dari pandangan ini dapat mengakibatkan anak tidak diperlakukan sebagai anak tetapi diperlakukan semata-mata menurut keinginan orang dewasa sedangkan pribadi anak sering diabaikan dan kepentingannya tidak diperdulikan.

3.         Aliran Konvergensi
      “Gabungan antara aliran enviromentalisme dengan aliran nativisme.”
Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai factor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Tokoh utama konvergensi bernama Louis William Stern,  seorang filosof dan psikolog Jerman. Aliran filsafat yang di peloporinya  disebut “personalisme”.
      Para penganut aliran konvergensi berkeyakinan bahwa baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan andilnya sama besar dalam menentukan masa depan seseorang.
Banyak bukti yang menunjukan bahwa watak dan bakan seseorang tidak sama dengan orangtuanya setelah ditelusuri ternyata watak dan bakat orang tersebut sama dengan kakek atau ayah dan ibu kakeknya. Dengan demikian tidak semua bakat dan watak seseorang dapat diturunkan secara langsung.

4.      Ajaran Islam
      “faktor ketentuan Allah merupakan hal yang juga memengaruhi proses perkembangan dan pertumbuhan”
Islam mengakui pentingnya dua faktor yang secara fundamental memengaruhi perkembangan, yakni faktor herediter dan lingkungan.

A. Pengaruh Hereditas dalam Perkembangan
      Hadist Nabi yang diperjelas oleh ibnu Qayyim :
      “Pada saat konsepsi (pembuahan) dua hal terjadi. Maka ini adalah dominasi dan  keunggulan. Dua hal itu dapat terjadi berurutan, dan dapat juga terjadi berbeda. Dalam hal ini, jika sperma laki-laki dominan dan mengungguli ovum perempuan, hasilnya akan menjadi laki-laki dan menyerupai ayahnya. Tapi jika yang terjadi sebaliknya, hasilnya akan menjadi perempuan dan menyerupai ibunya. Namun, jika yang satu dominan tetapi yang lainnya mengunggulinya, hasilnya akan menjadi sama dengan yang mengunggulinya, aik laki-laki maupun perempuan.”
      Walaupun demikian Ibn Qayyim, memperingatkan bahwa penentuan jenis kelamin ini (dan segala sesuatu yang terjadi dengannya) tidak dapat dipahami sebagai hal yang semata-mata ditentukan oleh alam. Karena hal tersebut merupakan urusan yang sepenuhnya tergantung pada kehendak Allah.

B. Pengaruh Lingkungan dalam Perkembangan
      Dikatakan dalam hadis Nabi :
      “Persamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti pedagang minyak kesturi dan peniup api tukang besi. Si pedagang minyak kesturi mungkin akan memberinya padamu, atau engkau membeli kepadanya, atau setidaknya engkau dapat memperoleh bau yang harum darinya, tapi si peniup api tukang besi mungkin akan membuat pakaianmu terbakar, atau kamu akan mendapatkan bau yang tidak sedap daripadanya.”
      Dalam bentuk metaforik, Nabi Muhammad SAW mengigatkan kita bagaimana persahabatan yang baik dapat memengaruhi karakter seseorang menjadi baik dan bagaimana teman yag jahat dapat membuat orang melakukan hal yang buruk. Dengan demikian, lingkungan dapat memengaruhi keseluruhan perkembangan psikologi seseorang, termasuk tentunya perkembangan kognitif.

C. pengaruh Ketentuan Allah dalam Perkembangan
Herediter dan lingkungan semata-mata tidak dengan sendirinya menentukan pola perkembangan individu. Ada hal lain yang paling utama dalam persoalan tersebut, yaitu segalanya tergantung kehendak Allah. Faktor inilah yang memantau dan menjaga besarnya kekuatan alam dan pengasuhan yang memengaruhi  kehidupan dan perkembangan manusia. Hereditas dan kekuatan lingkungan merupakan media dimana Allah menunjukkan kecenderungan pola dari perkembangan individu.









Referensi :
Baharudin H. 2009. Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis terhadap    Fenomena.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Grup.
Makmum, Abin Syamsudin. 2007. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT  Rosdakarya.
Sugandhi, Nani M & Yusuf, Syamsu LN. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Psikolgi Pendidikan (Muhibbin Syah:2013)
Psikologi Pendidikan (Sumardi Suryabrata:2013)
Psikologi Belajar (Muhibbin Syah:2013)
Psikologi Pendidikan Islam:2006)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar