Minggu, 07 September 2014

HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DENGAN BELAJAR



Nama              : Ikan Hasanah
NIM                 : 1132080039
Jur/prodi        : Pend. MIPA / Pend. Kimia
Dosen              : Prof. Dr. Muhibbin Syah, M.Pd
  Dra. Yuyun Yulianingsih, M.Pd

HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DENGAN BELAJAR

A.   Pengaruh Perkembangan terhadap Belajar
1.      Hubungan Perkembangan Intelektual dengan Proses Belajar
Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. Kepada anak sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan, seperti membaca, menulis, dan berhitung. Disamping itu kepada anak diberikan juga pengetahuan-pengetahuan tentang manusia, hewan, lingkungan alam sekitar,dsb.
Dalam rangka mengembangkan kemampuan anak tersebut, maka pihak sekolah dalam hal ini guru-guru seharusnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan pertanyaan, memberikan komentar atau pendapatnya tentang materi pelajaran yang dibacanya atau yang dijelaskan oleh guru, membuat karangan, menyusun laporan (hasil study-tour, atau diskusi kelompok).

2.      Hubungan Perkembangan Bahasa dengan Proses Belajar
Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu:
a.       Proses jadi matang, dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (organ-organ suara/bicara sudah berfungsi) untuk berkata-kata.
b.      Proses belajar, yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara lalu mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi atau meniru ucapan atau kata-kata yang didengarnya.




Kedua proses ini berlangsung sejak masa bayi dan kanak-kanak, sehingga pada usia anak memasuki sekolah dasar, ia sudah sampai pada tingkat:
·         Dapat membuat kalimat yang lebih sempurna.
·         Dapat membuat kalimat majemuk.
·         Dapat menyusun dan mengajukan pertanyaan.
 Peserta didik diharapkan dapat menguasai dan mempergunakan bahasa sebagai alat untuk:
a.       Berkomunikasi dengan orang lain.
b.      Menyatakan isi hatinya (perasaannya).
c.       Memahami keterangan (informasi) yang diterimanya.
d.      Berfikir (menyatakan pendapat atau gagasan).
e.       Mengembangkan kepribadiannya, seperti menyatakan sikap dan keyakinannya.

3.      Hubungan Perkembangan Sosial dengan Proses Belajar
Berkat diperolehnya perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebaya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalam proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat di manfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok.
Tugas-tugas kelompok ini harus memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk menunjukkan prestasinya, tetapi juga diarahkan untuk mencapai tujuan bersama.

4.      Hubungan perkembangan emosi dengan Proses Belajar
Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula prilaku belajar. Emosi yang positif, seperti perasan senang, bergairah, bersemangat, atau rasa ingin  tahu akan mempengaruhi individu untuk mengkonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan penjelasan guru, membaca buku-buku, aktif dalam berdiskusi, mengerjakan tugas-tugas, dan disiplin dalam belajar.

5.      Hubungan Perkembangan Keagamaan dengan Proses Belajar
Periode usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan dari periode sebelumnya.
Senada dengan paparan tersebut, Zakiah Darajat mengemukakan bahwa pendidikan agama di sekolah dasar merupakan dasar bagi pembinaan sikap dan jiwa agama pada anak. Apabila guru agama mampu membina sikap positif terhadap agama dan berhasil dalam membentuk pribadi dan akhlak anak, maka untuk mengembangkan sikap itu pada masa remaja mudah dan si anak telah mempunyai pegangan atau bekal dalam menghadapi berbagai kegoncangan yang biasa terjadi pada masa remaja.

6.      Hubungan Perkembangan Fisik (motorik) dengan Proses Belajar
Perkembangan fisik yang normal (tidak cacat) merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan, maupun keterampilan. Perkembangan motorik ini sangat mendasari bagi belajar keterampilan. Oleh karena itu, kematangan perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan keberhasilan belajar peserta didik.

B.  Pengaruh Belajar terhadap Perkembangan
            Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam brlajar. Disebabkan oleh kemampuan berubah karena belajarlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada makhluk-makhluk lainnya, sehingga ia terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah Tuhan di muka bumi. Boleh jadi, karena kemampuan berkembang melalui belajar itu pula manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya.
            Perkembangan kognitif dalam hal berpikir kompleks dan baik hampir dapat dipastikan tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi tergantung pada proses belajar. Proses belajar berfikir secara baik itu sendiri pada umumnya berlangsung sebagai hasil proses mengajar dengan pendekatan-pendekatan tertentu antara lain seperti pendekatan direct explanation, ‘penjelasan langsung’ dan guided participation, ‘keikutsertaan terpimpin’. Dengan pendekatan direct explanation, para siswa diajari secara langsung misalnya cara mengarang esai pendek dengsn menggunakan strategi merancang-melaksanakan-merevisi. Sementara itu, dengan pendekatan guided participation, para siswa diajari merampungkan tugas dengan menggunakan strategi step-by-step (selangkah demi selangkah) umpamanya dalam hal menulis surat-surat formal dan memecahkan masalah-masalah matematis.
            Alhasil, scara ringkas dapat dikatakan bahwa kualitas hasil perkembangan manusia itu banyak terpulang pada apa dan bagaimana ia belajar. E.L. Thorndike seorang pakar teori S R Bond meramalkan, jika kemampuan belajar umat manusia dikurangi setengahnya saja maka peradaban yang ada sekarang ini tak akan berguna bagi generasi mendatang. Bahkan, mungkin peradaban itu sendiri akan lenyap ditelan zaman.

Daftar Pustaka:
Yusuf, Syamsu. 1992. Psikologi Kependidikan. Jakarta : CV Andira Bandung
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Bandung : PT. Rajagrafindo Persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar