Nama : Ikan Hasanah
NIM
: 1132080039
Jur/prodi : Pend. MIPA / Pend. Kimia
Dosen : Prof. Dr. Muhibbin Syah, M.Pd
Dra. Yuyun Yulianingsih, M.Pd
HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK DENGAN BELAJAR
A. Pengaruh Perkembangan terhadap Belajar
1. Hubungan Perkembangan Intelektual
dengan Proses Belajar
Kemampuan
intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai
kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. Kepada anak
sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan, seperti membaca, menulis, dan
berhitung. Disamping itu kepada anak diberikan juga pengetahuan-pengetahuan
tentang manusia, hewan, lingkungan alam sekitar,dsb.
Dalam
rangka mengembangkan kemampuan anak tersebut, maka pihak sekolah dalam hal ini
guru-guru seharusnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengemukakan pertanyaan, memberikan komentar atau pendapatnya tentang materi
pelajaran yang dibacanya atau yang dijelaskan oleh guru, membuat karangan,
menyusun laporan (hasil study-tour, atau diskusi kelompok).
2. Hubungan Perkembangan Bahasa dengan
Proses Belajar
Terdapat
dua faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu:
a.
Proses
jadi matang, dengan perkataan lain anak itu menjadi
matang (organ-organ suara/bicara sudah berfungsi) untuk berkata-kata.
b.
Proses
belajar, yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk
berbicara lalu mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi atau
meniru ucapan atau kata-kata yang didengarnya.
Kedua
proses ini berlangsung sejak masa bayi dan kanak-kanak, sehingga pada usia anak
memasuki sekolah dasar, ia sudah sampai pada tingkat:
·
Dapat membuat kalimat yang lebih
sempurna.
·
Dapat membuat kalimat majemuk.
·
Dapat menyusun dan mengajukan
pertanyaan.
Peserta didik diharapkan dapat menguasai dan
mempergunakan bahasa sebagai alat untuk:
a.
Berkomunikasi dengan orang lain.
b.
Menyatakan isi hatinya (perasaannya).
c.
Memahami keterangan (informasi) yang
diterimanya.
d.
Berfikir (menyatakan pendapat atau
gagasan).
e.
Mengembangkan kepribadiannya, seperti
menyatakan sikap dan keyakinannya.
3. Hubungan Perkembangan Sosial dengan
Proses Belajar
Berkat
diperolehnya perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
kelompok teman sebaya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalam
proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat di
manfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok.
Tugas-tugas
kelompok ini harus memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk
menunjukkan prestasinya, tetapi juga diarahkan untuk mencapai tujuan bersama.
4. Hubungan perkembangan emosi dengan
Proses Belajar
Emosi
merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini
termasuk pula prilaku belajar. Emosi yang positif, seperti perasan senang,
bergairah, bersemangat, atau rasa ingin
tahu akan mempengaruhi individu untuk mengkonsentrasikan dirinya
terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan penjelasan guru, membaca
buku-buku, aktif dalam berdiskusi, mengerjakan tugas-tugas, dan disiplin dalam
belajar.
5. Hubungan Perkembangan Keagamaan
dengan Proses Belajar
Periode
usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai
kelanjutan dari periode sebelumnya.
Senada
dengan paparan tersebut, Zakiah Darajat mengemukakan bahwa pendidikan agama di
sekolah dasar merupakan dasar bagi pembinaan sikap dan jiwa agama pada anak.
Apabila guru agama mampu membina sikap positif terhadap agama dan berhasil
dalam membentuk pribadi dan akhlak anak, maka untuk mengembangkan sikap itu pada
masa remaja mudah dan si anak telah mempunyai pegangan atau bekal dalam
menghadapi berbagai kegoncangan yang biasa terjadi pada masa remaja.
6. Hubungan Perkembangan Fisik (motorik)
dengan Proses Belajar
Perkembangan
fisik yang normal (tidak cacat) merupakan salah satu faktor penentu kelancaran
proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan, maupun keterampilan.
Perkembangan motorik ini sangat mendasari bagi belajar keterampilan. Oleh
karena itu, kematangan perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan keberhasilan
belajar peserta didik.
B. Pengaruh Belajar terhadap Perkembangan
Perubahan
dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam
brlajar. Disebabkan oleh kemampuan berubah karena belajarlah, maka manusia
dapat berkembang lebih jauh daripada makhluk-makhluk lainnya, sehingga ia
terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah Tuhan di muka bumi. Boleh
jadi, karena kemampuan berkembang melalui belajar itu pula manusia secara bebas
dapat mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk
kehidupannya.
Perkembangan kognitif dalam hal berpikir kompleks dan
baik hampir dapat dipastikan tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi tergantung
pada proses belajar. Proses belajar berfikir secara baik itu sendiri pada
umumnya berlangsung sebagai hasil proses mengajar dengan pendekatan-pendekatan
tertentu antara lain seperti pendekatan direct explanation, ‘penjelasan
langsung’ dan guided participation, ‘keikutsertaan terpimpin’. Dengan
pendekatan direct explanation, para siswa diajari secara langsung misalnya cara
mengarang esai pendek dengsn menggunakan strategi
merancang-melaksanakan-merevisi. Sementara itu, dengan pendekatan guided
participation, para siswa diajari merampungkan tugas dengan menggunakan strategi
step-by-step (selangkah demi selangkah) umpamanya dalam hal menulis surat-surat
formal dan memecahkan masalah-masalah matematis.
Alhasil, scara ringkas dapat dikatakan bahwa kualitas
hasil perkembangan manusia itu banyak terpulang pada apa dan bagaimana ia
belajar. E.L. Thorndike seorang pakar teori S R Bond meramalkan, jika kemampuan
belajar umat manusia dikurangi setengahnya saja maka peradaban yang ada
sekarang ini tak akan berguna bagi generasi mendatang. Bahkan, mungkin
peradaban itu sendiri akan lenyap ditelan zaman.
Daftar Pustaka:
Yusuf, Syamsu. 1992. Psikologi Kependidikan. Jakarta : CV
Andira Bandung
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Bandung : PT.
Rajagrafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar